Selasa, 18 Oktober 2011

..Gumiho episode 13..


Mi-ho mendapatkan ide untuk mau menderita demi melindungi Dae-woong, jadi hari2 yang tersisa memiliki arti yang sangat keramat. Dae-woong berpikir kalau Mi-ho ingin melewati hari2 di calendar dengan cepat untuk bisa menjadi manusia tapi Mi-ho menjelaskan kalau tiap hari bersama Dae-woong merupakan hari yang berharga.
Mi-ho ingin pergi ‘jalan-jalan’ tapi sekarang Dae-woong sudah dewasa dan telah menerima perasaannya. Dae-woong menyebutnya sebagai kencan yang pantas dan mengambil tangan Mi-ho ketika Dae-woong meminta Mi-ho keluar. Lucunya, ketika Dae-woong memesankan es krim untuk mereka, dia menggunakan istilah yang sudah Mi-ho ketahui: warna sapi, dicampur dengan beberapa warna babi dan warna ayam. Lebih banyak warna sapi.
Kemudian, Dae-woong memperhatikan pasangan yang mesra di dekat mereka dan mendapatkan ide untuk berpura-pura lelah sebagai alasan untuk bersandar pada Mi-ho. Tapi Mi-ho menganggapnya serius dan memandangi Dae-woong dengan khawatir lalu mengangkatnya untuk di gendong di punggungnya. Ha! Dae-woong melihat seorang gadis menyuapi pacarnya dan membuka mulutnya sebagai tanda kalau dia juga mau diperlakukan seperti itu… hanya untuk mendapati Mi-ho sibuk dengan es krimnya.
Mi-ho melihat berkeliling dan melihat pasangan kekasih membuat hati dengan tangan mereka, dan Dae-woong mendemonstrasikan yang paling besar, mengangkat tangannya di atas tangannya. Sebagai balasan, Mi-ho membuat bentuk V yang membuat Dae-woong kecewa – setelah hatinya, dia hanya mendapat penunjuk sapi yang lain? Penjelasan Mi-ho mengecilkan hati Dae-woong – Mi-ho belajar itu dari bibi Min-sook dan mereka mempersembahkan ‘antena hati’yang selalu tertuju ke arah Dae-woong.
Min-sook bertemu dengan Ban Doo-hong yang telah kembali dari lokasi syuting di gurun Cina. Dan fakatnya, Doo-hong sangat bau. Min-sook menyarankan dengan lembut agar mereka membersihkan diri dan mulai menyegarkan diri di sauna selama seharian – disanalah mereka. Di tempat itu pula, Mi-ho dan Dae-woong berada.
Dae-woong telah kembali ke Korea tanpa sepengetahuan sutradara Ban, jadi dia cepat2 bersembunyi dimana dia dan Mi-ho bersembunyi di bawah handuk bersama. Ban mendengus melihat di tempat umum ini ada banyak pasangan tapi Min-sook merasa baik2 saja. Ketika mereka berjalan, Dae-woong melihat pasangan tua berjalan bergandengan tangan dan berkata kalau mereka akan seperti itu dalam 50 tahun, dimana hal ini membuat redup suasana hati Mi-ho. Dae-woong menunjukkan kepada Mi-ho bagaimana melemparkan koin ke pancuran untuk membuat permohonan dan Mi-ho berpikir bagaimana dia harus meninggalkan Dae-woong untuk melindunginya.
Mi-ho: Tapi setelah aku pergi, jangan kaget atau terluka. Meski begitu, panggil aku beberapa kali… dengan begitu aku akan hidup di hatimu selamanya. Benar, kan? Kau akan mengingatku selamanya, kan?
Hye-in kesal mendengar dari Sun-nyeo dan Byung-soo kalau Dae-woong dan Mi-ho akan pergi bersama ke Cina selagi syuting film dilaksanakan. Tahu identitas Mi-ho, Hye-in tidak mengerti bagaimana Mi-ho bisa punya paspor sah tapi dia curiga kalau Dong-joo ada di belakang semua ini.
Dong-joo mengakui kalau dia yang membuat dokumen itu, tapi dia bermaksud untuk menggunakannya mengirim Mi-ho pergi jauh. Karena Dong-joo tahu Mi-ho tidak akan mau mengalah, dia memutuskan kalau mereka harus menangani Dae-woong dan meminta Hye-in untuk menakuti Dae-woong, untuk mengatakan kalau dia sedang berada dalam bahaya dan harus menjauh dari Mi-ho. Hye-in kesal karena dipaksa melakukan ini tapi dia masih sedikit takut pada pemburu gumiho ini.
Mi-ho melihat Dae-woong telah mengumumkan Rencana Hidup mereka dan Dae-woong benar2 di atas angina sekarang. Akan tetapi, Mi-ho malah menariknya turun dan berkata kalau mereka harus meletakkannya agak jauh untuk beberapa waktu. Mi-ho beralih ke hal2 lain dan Mi-ho bisa memikirkan hal itu setelah dia menjadi manusia. Sekarang, Mi-ho harus memikirkan apa yang harus dilakukan selama sisa 52 hari menjadi gumiho.
Dae-woong sedikit khawatir saat dia memastikan kalau Mi-ho tidak bermaksud menyingkirkan Rencana Hidup itu demi kebaikan. Mi-ho tidak bisa menjawab itu, jadi dia mengalihkan ke yang lain. Ketika mereka membolak-balik album foto mereka, Dae-woong memikirkan semua hal yang bisa mereka lakukan untuk mengisinya, seperti main ski pada musim dingin, menyiapkan Natal.
Mi-ho tahu kalau tidak akan ada salju dalam 50 hari ke depan, tapi dia setuju pada rencana Dae-woong untuk mengisi album foto itu dengan foto baru. Contohnya, Mi-ho ingin pergi ke kebun binatang, yang untuk beberapa alasan Dae-woong merasa tidak nyaman dan dia menyarankan untuk pergi ke Aquarium sebagai gantinya. Pada tengah malam, Mi-ho akhirnya membiarkan dirinya melewatkan hari itu. Dia bahkan mendapati bahwa waktu tidur ini hanya sia2 saja dan ingin memandangi Dae-woong semalaman.
Keesokan harinya, Hye-in menemui Dae-woong untuk mencoba menghalanginya membawa serta Mi-ho bersamanya, dan tidak membuat Dae-woong yakin bahwa sangat aman baginya untuk menjaga manik2 serigala. Hye-in melakukan ini bukan karena dia menginginkan Dae-woong tapi Hye-in berkata kalau dia memang khawatir – dia yakin kalau Mi-ho dan Dong-joo pasti menyembunyikan sesuatu. Dae-woong dimanfaatkan oleh mereka untuk sesuatu, dan Hye-in bisa merasakannya. Yang membuat Hye-in kaget, Dae-woong mengaku kalau Mi-ho memang memanfaatkannya dan dia meminta Mi-ho untuk melakukan itu.
Dong-joo melihat kalau dia tidak bisa menghentikan Mi-ho, dan hanya memintanya kalau dia pasti akan kembali dalam satu bulan. Dan Mi-ho setuju. Alasannya: Mi-ho sebenarnya telah mengikuti Dong-joo ketika dia menyembunyikan belatinya, untuk tahu dimana dia meletakkan benda itu. Dengan sedikit waktu untuk mencari tempat itu, Mi-ho turun ke apartemena Dong-joo.
Dong-joo tidak bodoh dan dia menduga Mi-ho sudah tahu kalau dia bisa menyelamatkan Dae-woong dengan bunuh diri. Dong-joo menunggu beberapa menit di luar sebelum masuk ke dalam. Mi-ho menemukan kotak di bawah meja dan membukanya. Pedang itu mulai memancarkan energi tertentu. Suara Dong-joo terdengar dimana memperingatkan Mi-ho untuk tidak menyentuhnya dan Mi-ho tahu kalau dia sudah tertangkap. Tapi Mi-ho tidak membuat alasan atau membela dirinya, Mi-ho hanya berkata, “Aku perlu pisaumu.”
Dong-joo bertanya apakah Mi-ho akan membunuh dirinya sendiri bila dia mengeluarkan dengan paksa manik2 serigala dari Dae-woong, dan Mi-ho mengangguk. Dong-joo mengatakan kalau Mi-ho akan memberikan dirinya pada Dae-woong dan Mi-ho menjawab, “Aku harus melindungi Dae-woong.” Ini membuat Dong-joo putus asa dan marah dan menyebut sikap Mi-ho berat sebelah dengan memutuskan segalanya sendiri. Mi-ho memang mencintai Dae-woong hingga mau mati tapi apakah Dae-woong merasakan hal yang sama. Dong-joo percaya kalau Dae-woong tidak mencintai Mi-ho seperti Mi-ho mencintainya.
Dong-joo meminta Mi-ho untuk bertanya pada Dae-woong apakah dia mau mati untuknya dan yakin kalau Mi-ho tidak punya cukup keyakinan pada jawaban Dae-woong. Tapi tidakkah sangat tidak adil dan salah bagi Mi-ho untuk mati demi Dae-woong? Lebih jauh, jika Mi-ho mati tanpa memberitahu Dae-woong, maka Dae-woong akan segera melupakannya dan wanita lain akan mengambil tempat Mi-ho di sisi Dae-woong.
Mi-ho menegaskan kalau Dae-woong tidak akan pernah melupakannya, tapi Dong-joo malah meremehkan fantasi cinta Mi-ho. Meski Mi-ho tidak merasa kalau ini tidak adil, dia mendorong Mi-ho untuk menanyakannya. Mi-ho pulang ke rumah dan mencobanya dimana dia memberikan Dae-woong beberapa skenario ‘seandainya’. Bagaimana kalau mereka akan tenggelam dan hanya ada satu papan kayu? Bagaimana kalau ada kebakaran dan hanya satu orang yang bisa keluar dengan selamat? Bagaimana kalau mereka tergantug di jurang dan hanya ada satu tali?
Tidak mengerti maksud Mi-ho, Dae-woong menertawakan skenario itu dengan berkata kalau hal2 itu tidak akan pernah terjadi. Ketika Mi-ho menjadi semakin gelisah, Dae-woong mengaku kalau dia akan memberikan talinya pada Mi-ho tapi Dae-woong hanya bercanda dan Mi-ho tahu itu. Mi-ho menangkan diri dengan menghibur dirinya dengan memikirkan kalau Dae-woong tidak perlu ingin mati untuknya untuk membuat cinta mereka jadi nyata: “Bukan itu yang aku inginkan. Yang dia harus lakukan adalah tetap mengingatku. Itu yang aku yakini.”
Tapi keyakinan itu menjadi pukulan ketika lupa kalau Dae-woong sudah membelikannya sepatu. Mi-ho mengetes ingatan Dae-woong dengan bertanya apa yang mereka hindari waktu mereka pertama kali bertemu dan bagaimana Dae-woong memanggilnya. Ingatan Dae-woong lengkap tapi sedikit tidak jelas dalam detailnya – seperti apakah daun pohon dimana Mi-ho meletakkan Dae-woong bentuknya runcing atau bulat. Yang benar saja?!
Mi-ho semakin bekerja keras dan Dae-woong menebak kalau Mi-ho pasti khawatir bahwa hilang ingatan adalah salah satu bagian dari proses ‘penghilangan gumiho’dalam diri Mi-ho. Mi-ho menjawab kalau Dae-woong salah: “Aku ingat segalanya!” Sekali lagi, sedikit penenangan membuat Mi-ho yakin kalau tidak apa bila Dae-woong lupa beberapa hal. Mi-ho menyarankan agar mereka pergi keluar hari ini dan memastikan untuk mengingat semuanya tentang hari ini dan Dae-woong setuju. Tapi Dae-woong ingin diingatkan kemana Mi-ho ingin pergi kemarin dan itu membuat Mi-ho ketakutan lagi.
Mi-ho: Jika kau tidak bisa mengingat apa yang aku ucapkan kemarin, apa yang sebenarnya kau ingat? Kau akan melupakan segalanya, dan kau tidak akan memberikanku talinya, lalu kau akan bersama Tukang Fitnah Internet (Hye-in) dan Melong (Sun-nyeo), benar kan? Kalau itu benar, berarti sangat tidak adil buatku.
Mi-ho merenung dengan bertanya pada ajumma toko ayam apakah orang2 hidup bahagia setelah seseorang menderita. Ajumma berkata tentu saja – yang hidup harus tetap melanjutkan hidupnya. Jika kita semua menempel terus pada kenangan kita, kita akan menangis sepanjang hari dan tidak bisa melanjutkan hidup. Mi-ho menyadari kebijakan kalimat itu lalu menuju ke rumah untuk bicara dengan Dae-woong tapi, dia mendapati pintu terkunci. Mi-ho berpikir kalau Dae-woong marah padanya jadi lantas dia minta maaf masih dengan pintu yang tertutup itu. Tapi Dae-woong tidak akan membuka pintu itu jadi Mi-ho mendobrak pintu itu untuk masuk dan Dae-woong malah mengejutkan Mi-ho dengan makan untuk dibawa piknik ke kebun binatang!
Mereka mampir untuk melihat kakek setelah acara piknik itu dan kakek menduga Mi-ho pasti sangat special hingga mampu membawa Dae-woong ke kebun binatang. Bagaimana pun juga, orang tua Dae-woong meninggal setelah mereka pulang dari kebun binatang dan sejak saat itu, Dae-woong tidak suka kebun binatang. Mi-ho tidak tahu ini dan malah membuatnya memikirkan ulang berbagai hal: “Aku hanya ingin kau mengingatku. Aku tidak berpikir betapa menyakitkannya kenangan itu jadinya.”
Ketika dia dan Dae-woong menyilang hari ke-51 di calendar, ini membuat mereka berada di tengah2 100 hari yang harus mereka lalui. Mi-ho berkata, “Aku minta maaf bila kau merasa sakit. Tapi aku ingin memberimu banyak hal untuk diingat. Dengan begitu, aku tidak akan merasa bersalah sama sekali.” Mi-ho berpikir sendiri kalau dia akan puas dengan 50 hari ‘bahwa itu lebih indah dari 500 tahun.’
Hari ke-50 menandai keberangkatan mereka ke Cina dan pasangan ini berencana untuk bertemu di air port sebab Mi-ho punya urusan yang harus diselesaikan dulu. Dia mengatakan kalau dia harus mengucapkan selamat tinggal pada keluarga Dae-woong dulu dan ajumma toko ayam. Ketika yang lain berpikir kalau Mi-ho mengucapkan selamat tinggal untuk perjalanan singkat, Mi-ho tahu ini demi kebaikan semua.
Hye-in menemui Mi-ho untuk melakukan usaha terakhir untuk menghentikan Mi-ho bergabung dengan Dae-woong – dia hanya punya perasaan buruk kalau sesuatu yang buruk akan terjadi bila Dae-woong tetap tinggal dengan Mi-ho. Hye-in bahkan mengancam akan mengatakan kalau Mi-ho adalah gumiho, tapi Mi-ho malah tertawa pada hal itu sebab semua orang hanya akan berpikir kalau dia gila, khususnya sekarang setelah Mi-ho terdaftar sebagai warga negara yang sah.
Hye-in menggertak kalau Dae-woong adalah satu2nya yang tidak waras. Bagaimana Mi-ho menyihir Dae-woong? Mi-ho menjawab dengan simple: “Dengan menyukainya. Sebab aku sangat sangat sangat menyukainya, dia juga menyukaiku.” Jika Hye-in ingin pria seperti dia, Hye-in harus mencoba dengan mengatakan kalau dia sangat sangat sangat menyukainya. Lalu, Mi-ho mengajari Hye-in gerakan tangan ajaibnya.
Setelah itu, Mi-ho mengatakan selamat tinggal untuk pergi ke loteng dan bersiap-siap pergi – dan saat itulah Dong-joo menemukannya. Dong-joo tahu kalau Mi-ho pasti sudah merubah pikirannya untuk menghilang di Cina. Mi-ho bertanya apakah dia terlihat menyedihkan karena mau menderita demi Dae-woong. Dong-joo tidak melihat alasan kenapa Mi-ho mau melakukan itu untuk satu manusia rendah. Tapi Mi-ho berpikir kalau dia sangat terkesan melakukan itu dan meminta Dong-joo untuk tidak menghentikannya.
Mi-ho berkata, “Aku gumiho dan aku tidak bisa menjadi manusia, tapi untuk orang yang aku cintai, aku bisa memberikan segalanya. Aku suka itu!” Sekarang Dong-joo mengatakan motivasinya karena mencoba menghentikan Mi-ho melakukan itu. Dong-joo berkata, “Aku dulu percaya kalau melakukan apa yang diinginkan orang lain adalah cinta. Aku melakukan itu, dan selama lebih dari seribu tahun aku menyesalinya. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.” Mi-ho berujar, “Aku bukan Gil-dal mu.”
Hye-in berkata pada Dong-joo kalau tidak ada cara menghentikan pasangan itu, yang sudah sangat pasti akan pergi bersama. Jadi akhirnya, Dong-joo mengeluarkan kartu terakhirnya. Dia mengatakan bahwa satu2nya hal yang bisa dia lakukan adalah mengatakan yang sebenarnya pada Dae-woong. Dong-joo menjelaskan semua konsep gumiho, termasuk bagian dimana manusia yang mengembalikan manik2 pada gumiho akan mati. Dengan kebenaran itu, Hye-in diminta untuk menghentikan Dae-woong untuk tidak pergi dengan Mi-ho.
Hye-in memotong Van Dae-woong ketika dia berangkat menuju bandara dan menyuruhnya untuk kabur. Tapi sekarang, Dae-woong sudah lelah pada campur tangan Hye-in, tapi kali ini Hye-in punya informasi penting untuk diungkapkan: bahwa jika Dae-woong tinggal dengan Mi-ho, dia akan mati. Selagi Hye-in dan Dae-woong berdebat, Dong-joo menemui Mi-ho di bandara, dan sedang menunggu Dae-woong lalu mengatakan kalau dia tidak bisa membiarkan Mi-ho pergi. Dong-joo menjatuhkan bom dimana dia mengatakan kalau Dae-woong sudah dibuat sadar akan keadaan bila meminjam manik2 serigala.
Mi-ho kesal – kenapa Dong-joo melakukan itu? Mi-ho sudah memastikan agar Dae-woong tidak tahu yang sebenarnya. Mi-ho tidak pernah ingin membuat Dae-woong berada pada posisi membuat pilihan antara mati atau hidup demi Mi-ho.
Dong-joo yakin kalau Dae-woong tidak akan datang ketika dia tahu dia sekarat – dia akan berlari jauh dari Mi-ho. Meski dia datang sekarang, dia toh akan tetap lari nanti. Sekali lagi, Dong-joo menyebut keyakinan Mi-ho sebagai fantasi bodoh dan berkata kalau dia disini untuk menghancurkan ilusi itu. Oleh karena itulah, Mi-ho tidak bisa memberikan kesempatan pada Dae-woong untuk membuat pilihan itu secara jujur, sebab nantinya ilusi cinta Mi-ho akan hancur. Mi-ho perlu melindungi dirinya dan ketika dia menyadari Dae-woong tidak akan datang, dia bisa menerima kenyataan dan melanjutkan hidup.
Sekarang Dae-woong mengerti pilihan yang mereka hadapi – bahwa pada akhir hari ke-100 Mi-ho atau dia yang akan mati. Hye-in berpikir Dong-joo punya alasan sendiri mengapa mengatakan yang sebenarnya padanya dan Dae-woong menyimpulkan bahwa ini pasti cara Dong-joo untuk memisahkan dirinya dengan Mi-ho. Dae-woong mengerti kalau dia diharapkan untuk kabur.
Malah, Dae-woong memutuskan untuk pergi menemui Mi-ho, yang menumbulkan jeritan Hye-in, yang tidak mengerti kenapa Dae-woong melakukan itu padahal saat bersama Mi-ho dia akan mati. Dae-woong meledak, “Aku tidak akan mati!” Setelah itu, Dae-woong berlari ke bandara selagi Mi-ho menunggunya, yang semakin murung ketika semakin lama dia menunggu.
Selama itu pula, Dong-joo memerhatikan dan membuat sebuah usaha lagi untuk membuat Mi-ho mau mendengarkannya. Jika Mi-ho menyerahkan semuanya padanya, dia akan mengurus segalanya dan mereka bisa pergi bersama ke Jepang. Mi-ho bisa memikirkan ulang keputusannya selama sisa 50 hari ini.
Dengan putus asa, Mi-ho setuju untuk mencoba cara Dong-joo dan berjalan bersama Dong-joo ketika dia menuntun Mi-ho untuk membelikannya tiket baru. Akan tetapi, ketika Dong-joo berbalik untuk menanyakan arah, Mi-ho melarikan diri. Dia berlari ke arah pintu keluar, yang dihalangi oleh kerumunan yang membuat Dong-joo tidak bisa melihat Mi-ho kabur kemana. Ketika Mi-ho berlari, begitu pula Dae-woong yang mempercepat langkahnya menuju terminal saat Mi-ho meninggalkannya.
Mi-ho tidak cukup yakin akan pergi kemana tapi dia meyakinkan dirinya kalau tidak apa bila Dae-woong tidak datang. Sebab perasaannya bukanlah fantasi. Lalu, suara Dae-woong memanggil Mi-ho dari seberang jalan. Dengan yakin, Dae-woong berjalan di penyeberangan jalan tapi berhenti pada satu titik untuk bertanya, “Apa kau akan kabur? Meski pun aku disini?”
Reaksi Mi-ho bercampur senang dan khawtir tapi kemudian dia menyadarkan dirinya dan berjalan ke arah Dae-woong untuk bertemu dengannya. Dae-woong bertanya apakah benar salah satu diantara mereka akan mati dan menantang, “Karena semuanya sudah diputuskan, kau ingin aku hanya duduk dan menerimanya atau menyelamatkan diriku dan kabur?! Aku tidak bisa melakukan itu! Aku tidak akan melakukannya!”
Dae-woong membalikkan kepalanya ke Dong-joo yang memandangi, dan berkata pada Mi-ho kalau dia tidak akan menerima pilihan itu (Dae-woong atau Mi-ho yang mati). Dae-woong berkata, “Setengah dari 100 hari sudah lewat – ambil manik2nya sekarang!” Mi-ho ketakutan pada perkembangan yang seperti itu tapi Dae-woong mengaku kalau dia tidak tahu apa yang akan terjadi dan dia menambahkan dengan tatapan tajam ke Dong-joo kalau Dong-joo juga tidak tahu apa yang akan terjadi.
Dae-woong: Kita akan membuat keputusan dan menjalaninya. Aku akan menyerahkan setengah hidupku dan kau akan menyerah menjadi manusia dan kita akan melihat apa yang terjadi. Aku tidak tahu apakah kita akan hidup atau mati.
Mi-ho: Kalau begitu, kita meraih tali satu2nya.
Dae-woong mengangguk.
Dae-woong: Mi-ho. Aku mencintaimu. Aku tidak akan mati sendirian untukmu dan kau jangan mati juga untukku.
Mi-ho: Dae-woong, aku mencintaimu. Aku tidak akan mati untukmu dan jangan melakukan itu untukku.
Dae-woong: Sebagai orang yang mencintaimu, inilah keputusanku. Siapa yang tahu dimana ini akan berakhir. Jika kita hidup, kita berdua hidup. Dan jika kita mati, kita berdua mati.
Setelah itu, Dae-woong mencium Mi-ho ketika air mata jatuh di pipi Dae-woong. Dae-woong mundur beberapa saat dan kemudian mendekat lagi. Kali ini ada cahaya biru keluar dari mulut Dae-woong saat Mi-ho mengambil kembali manik2nya.
Dong-joo melihat semua ini dengan marah dan tidak percaya. Sedangkan, di apartemennya, kejadian ini membuat jam pasir Dong-joo jatuh. Sekarang pasir itu berimbang di kedua sisi jam. Pertanda apakah ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar