Mi-ho sadar kalau dia sudah ditinggalkan sendirian di atas kapal dan memanggil Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong terus berlari tanpa menoleh. Mi-ho berjongkok dan mulai menangis. Dan ketika air matanya jatuh, langit mulai gelap dan hujan pun turun. Dae-woong menengadah. Dia mengingat apa yang Mi-ho pernah katakan tentang air matanya yang bisa menyebabkan hujan serigala. Hal ini mambuat Dae-woong menghentikan langkahnya dan mulai berpikir, “Itu konyol. Lalu, waktu dia menghembuskan nafasnya, maka turun salju. Dan ketika dia bersin maka ada angin topan!”
Dae-woong melanjutkan langkahnya tapi dia tiba2 ingat kalau Mi-ho pernah mengumumkan kalau mereka sudah berteman sekarang dan janjinya kalau dia akan menjaga manik2 serigala milik Mi-ho itu. Dae-woong berkata pada surga kenapa Mi-ho menggunakan hujan untuk menghentikannya. Dae-woong berbalik dan berlari untuk menemui Mi-ho.
Di atas kapal, Mi-ho mulai kehilangan kendalinya terhadap penampilan luarnya. Masalahnya, ada beberapa factor yang memicu hal ini: manik2 serigalanya jauh darinya, dia takut karena air, dan ada seekor anjing yang mendekat. Mata Mi-ho berubah menjadi biru terang. Mi-ho bersembunyi di kamar mandi ketika penampilan serigalanya mulai keluar.
Dae-woong sampai di kapal dan mendengar sebuah keluarga yang punya anjing berbicara tentang seorang wanita aneh yang terlihat seperti monster. Jadi Dae-woong berusaha menguatkan dirinya. Dia mengira anjing itu adalah Mi-ho sebab punya ekor. Tapi kemudian dia menemukan Mi-ho di dalam kamar mandi. Mi-ho gembira karena Dae-woong kembali tapi dia tidak mau membuka pintu sebab dia berubah. Dae-woong bersikres. Toh, dia sudah sering melihat Mi-ho berubah wujud. Jadi Mi-ho membuka pintunya…
Dae-woong sama sekali tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Dia sama sekali tidak berani melihat Mi-ho dan berikutnya menutupi Mi-ho dengan taplak meja. Mereka lalu keluar dari kapal. Di luar, Mi-ho bertanya pada Dae-woong kenapa dia meninggalkannya. Dae-woong merasakan secuil rasa bersalah tapi berkata bohong kalau dia tidak meninggalkan Mi-ho, kapalnya yang meninggalkan Dae-woong. Satu hal yang dipetik Mi-ho dari kejadian ini adalah Dae-woong kembali karena mulai turun hujan. Mata Mi-ho yang biru terang terlihat sangat bahagia.
Pelayan kapal mengikuti mereka keluar untuk meminta kembali taplak mejanya. Dae-woong melepaskan benda itu dari Mi-ho lalu memeluk gadis itu dengan erat. Mereka berpelukan untuk beberapa waktu dan Dae-woong berkata kalau mereka akan baik2 saja bila dia memegang Mi-ho dengan erat selama perjalanan pulang ke rumah.
Mi-ho menyembulkan kepalanya dan terlihat sangat bersina – dia sudah kembali. Mereka saling tersenyum dan Mi-ho mengatakan kalau semua ini karena Dae-woong yang mau kembali untuknya. Dae-woong berpikir kalau sebaiknya mereka pergi. Tapi Mi-ho menarik jaket Dae-woong dan menarik pemuda itu mendekat untuk berpelukan lagi. Jadi Dae-woong menurut dan menepuk kepala Mi-ho ketika Mi-ho mendesah bahagia. Di tempat lain, Dong-joo mengunjungi kuil dan mengatakan pada biksu kalau serigala akan kembali ke tempatnya semula.
Kakek mengemasi barang2 Dae-woong dan mengirim Bibi Min-sook untuk menyerahkannya pada Dae-woong. Kakek terlihat bahagia untuk Dae-woong yang sudah berubah ini. Min-sook menunggu di luar sekolah laga dan tertidur di sebuah kursi. Doo-hong, pria idola bibi Min-sook, melihat bibi tidur di kursi dan cahaya matahari akan segera menimpa bibi. Jadi pria itu bergegas ke tempat bibi dan membuka jaketnya untuk menutupi bibi agar tidak kena sinar matahari. Doo-hong berdiri dalam posisi itu sampai dia keringatan dari ujung rambut sampai ujung kaki! Malam itu, Doo-hong kembali menunggu gadis yang bisa melompat tanpa bantuan tali itu!
Mi-ho mengeluhkan makan malamnya – ayam lagi! Tapi Dae-woong mengatakan kalau dalam keadaan seperti ini, sangat memalukan bagi Mi-ho untuk minta daging sapi. Mi-ho menjelaskan kalau Dae-woong lah yang mengatakan padanya bahwa karena dia bukan manusia jadi dia bisa bersikap se-memalukan mungkin sesuai yang dia inginkan.
Dae-woong meratap kalau dia tidak bisa mencarikan daging sapi karena mimpinya sudah hancur. Mi-ho bertanya apa itu bintang laga dan Dae-woong menjawab kalau bintang laga adalah sesuatu yang sangat dikuasainya. Mi-ho mencoba menebak, “Kabur?” hehehe. Dae-woong bersikeras meskipun Mi-ho melihat dirinya sebagai manusia yang lemah tapi bagi gadis normal lainnya dia sangat menggoda. Mi-ho mengacungkan ibu jari sebab dia pun berpikir kalau Dae-woong cukup menarik.
Setelah itu, Dae-woong mendemonstrasikan kemampuan laganya, dalam sebuah aksi pedang yang sangat mengagumkan. Mi-ho terpsona melihat aksi itu dan Dae-woong terus beraksi. Mi-ho mulai meniru setiap ucapan dan aksi Dae-woong dan Dae-woong merasa kalau itu sangat lucu. Pada satu titik, Dae-woong menendang tembok bata dan Mi-ho jelas mengikuti. Hanya saja, Mi-ho menendang dengan kekuatan penuh hingga tembok itu hampir rubuh.
Doo-hong kebetulan menuju ke tempat itu untuk menenangkan diri jadi Dae-woong dan Mi-ho lari dan bersembunyi lalu melihat dengan ngeri (Dae-woong menutup mata Mi-ho dengan tangan) ketika Doo-hong mulai kencing di tembok itu. Kekuatan apa saja ternyata bisa membuat tembok itu roboh dan di balik tembok itu ternyata ada wanita yang sangat kaget. Doo-hong diseret ke kantor polisi dan dia dituduh sebagai orang gila dengan jas hujan. Doo-hong menjelaskan kalau dia bukan orang seperti itu dan berkata kalau yang dia lakukan hanya pipis: “Bahkan bukan pipis yang aku pegang. Itu hanya selingan normal!”
Dae-woong datang membela. Dia muncul di kantor polisi dan mengatakan bahwa dirinya adalah saksi dan mengatakan kalau yang Doo-hong lakukan hanyalah pipis. Dae-woong juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan dirinya sebagai teman Sun-nyeo. Sutradara Doo-hong dengan senang memberikan kesempatan pada Dae-woong untuk mengikuti audisi selama kejadian hari itu tetap menjadi rahasia bagi mereka. Hehehe… malu kali sutradara ditangkap karena pipis sembarangan!
Dae-woong keluar dan menemukan Mi-ho sedang menggali-gali sampah dengan tulang rusuk di mulutnya. Dae-woong sadar kalau gaya berpakaian Mi-ho sangat buruk dan mengajaknya berbelanja untuk membeli make-up dan baju. Mi-ho malah memilih daging.
Di rumah, Dae-woong mengajari Mi-ho bagaimana caranya menggosok gigi dan mencuci. Meskipun begitu, Mi-ho memakan semua produk pembersih yang membuat Dae-woong kaget. Mi-ho mandi dan berganti baju. Dia terlihat cuantik! Dae-woong bahkan bergumam kalau Mi-ho terlihat seperti gadis normal dengan gaya seperti ini. Memangnya kalau pake dress putih nggak normal, ya?
Mi-ho berteriak, “Woong, aku sangat bahagia karena kau hari ini!” Dae-woong menghentikan kegembiraan Mi-ho dengan menanyakan kapan dia akan mengambil manik2 serigala dari dalam tubuhnya. Mi-ho kemudian bergumam tak jelas lalu mengatakan kalau dia terlalu lelah untuk makan dan pergi tidur. Mi-ho tidak ingin meninggalkan Dae-woong dan berhenti menjadi manusia. Dae-woong tidak melihat kalau sebenarnya dia sudah melukai Mi-ho.
Dong-joo duduk di rumahnya sambil mengayunkan pedangnya dan berkata dengan keras kalau dia tidak ingin mengirim kembali Mi-ho ke dalam lukisan. Dia bisa saja mengirim Mi-ho dengan diam2 tapi dia tahu kalau Mi-ho tidak akan menyerah dengan gampang.
Selagi Dae-woong tidur, Mi-ho memeriksa manik2 serigalanya dan menyadari kalau Dae-woong hampir sembuh. Dia mendesah kalau dia memberitahu Dae-woong yang sebenarnya, maka Dae-woong akan mengusirnya. Mi-ho bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa tinggal di sisi Dae-woong, membunuh nyamuk selagi Dae-woong tidur. Lalu dia sadar kalau memang tidak bisa karena dia bukan manusia.
Kakek mendapati bibi Min-sook sedang menonton A Better Tomorrow dan sadar kalau bibi pasti tertarik pada seorang pria. Jadi kakek meminta Dae-woong untuk datang dan mendiskusikan masalah ini.
Hari ini, Mi-ho mengatakan kalau dia tidak akan mengikuti Dae-woong kemana-mana jadi Dae-woong bisa melakukan yang terbaik di audisinya tanpa masalah. Dae-woong tercengang. Mi-ho bertanya jika dia menunggu disini, lalu apakah Dae-woong kembali untuknya? Dae-woong tidak terlalu mempercayai Mi-ho pada awalnya dan kemudian malah memberi Mi-ho uang untuk membeli makanan. Dae-woong juga memberitahu Mi-ho untuk tidak menggali-gali sampah bila lapar dan menelponnya bila sesuatu terjadi.
Dae-woong akhirnya pergi tapi dia merasa tidak nyaman karena meninggalkan Mi-ho serta dia merasa agak aneh karena tidak ada Mi-ho yang mengikutinya kemana-mana. Mi-ho keluar dan melambai pada Dae-woong dari atap. Dae-woong balas melambai tapi kemudian dia menghentikannya dan mengatakan kalau dia harus berhenti menumbuhkan ketergantungan pada Mi-ho.
Dari atap, Mi-ho berkata pada dirinya sendiri, “Dae-woong, kau sudah sembuh sekarang. Aku harus mengambil kembali manik2ku. Tapi, bisakah aku tinggal disini?” Mi-ho menghabiskan harinya dengan menggali-gali tong sampah untuk menemukan kupon ayam (dia percaya bila punya 10 kupon maka akan berubah menjadi ayam!) dan bahkan bertengkar dengan bibi tetangga untuk kupon yang terakhir. Dong-joo menemui Mi-ho dan mengajaknya jalan-jalan. Mi-ho sangat kagum mengetahui kalau Dong-joo punya kartu pengenal, nomer keamanan sosial, dan hp. Semuanya sangat manusia – meski sebenarnya dia bukan manusia.
Dae-woong melakukan yang terbaik di audisinya dan mendapatkan peran itu. Dia berkata pada diri sendiri, “Malam ini, ada sapi dan soda, Gu Mi-ho! Tidak setiap minggu… tapi tunggu. Lalu, apakah ekormu akan keluar?” Hye-in menemui Dae-woong dan meminta untuk mengadakan makan malam perayaan bersama. Dae-woong sudah berjanji pada Mi-ho untuk kembali dan membawakan daging sapi jadi Dae-woong menggunakan kakek sebagai alasan. Hye-in mengakui kalau keluarga adalah alasan yang bagus untuk pergi dan membiarkan Dae-woong pergi.
Dong-joo mengajak Mi-ho ke apartemennya dimana Mi-ho takjub melihat gaya hidup Dong-joo yang seperti manusia. Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau dia pindah dari satu tempat ke tempat lain tiap beberapa tahun sekali, mengubah namanya dan tidak pernah mencoba dekat dengan yang lain. Dan bahwa, dia sudah hidup dengan cara seperti ini lebih lama dari Mi-ho yang terkurung di dalam lukisan. Mi-ho ingin Dong-joo agar mengajarinya bagaimana menjadi manusia juga.
Tapi Dong-joo memberitahu Mi-ho bahwa dengan hidup seperti ini, Mi-ho tidak akan bisa dekat dengan manusia seperti yang dia inginkan – Mi-ho tidak akan pernah punya teman, keluarga, atau cinta. Mi-ho berpikir kalau dia akan senang bila dekat dengan manusia. Tapi Dong-joo membentak balik, “Makhluk abadi sepertimu tidak bisa bersama manusia. Selamanya.”
Dong-joo melanjutkan, “Caraku hidup sekarang… tidak jauh berbeda dari terjebak di dalam lukisan. Kau harus kembali.” Mi-ho kecewa dan berkata kalau dia benar2 tidak ingin kembali. Lalu, Dong-joo mengajukan tantangannya, “kalau begitu, apa kau ingin mati?”
Dae-woong di sisi lain, mengatakan pada Byung-soo kalau hari2nya bersama Mi-ho tinggal menghitung hari. Dia berkata kalau E.T. akan kembali ke rumah dan bahwa sebenarnya mereka berasal dari dunia yang berbeda. Byung-soo menyalahartikan perkataan ini bahwa Mi-ho adalah chaebol (pewaris yang kaya).
Dong-joo mengatakan pada Mi-ho kalau ada cara baginya agar bisa menjadi manusia. Tapi untuk melakukan itu, jiwa gumihonya harus mati. Dia memerlukan dua hal: seseorang (sesuatu) yang bisa membunuhnya, dan seseorang yang akan membagi energi manusia mereka – ki atau energi kehidupan bersama Mi-ho.
Setelah itu, Dong-joo mengeluarkan pisau gaibnya dan memotong tangannya. Darahnya mengalir ke dalam sebuah gelas dan mengatakan pada Mi-ho kalau pisaunya bisa membunuh Mi-ho begitu pula dengan darahnya. Jika Mi-ho meminum darah ini dan Mi-ho punya manik2 serigala yang telah mengumpulkan energi dari manusia selama 100 hari maka Mi-ho akan menjadi manusia. Mi-ho bertanya kenapa Dong-joo memberitahukan semua hal ini. Dong-joo berkata kalau ini karena gadis lain yang mirip dengan Mi-ho dan menginginkan hal yang sama. Dong-joo akan membantu Mi-ho mati tapi apakah Cha Dae-woong dapat dipercaya untuk melindungi manik2 serigala Mi-ho selama 100 hari.
Dong-joo mengatakan sekali lagi pada Mi-ho kalau manusia tidak dapat dipercaya dan bersikeras agar Mi-ho melupakan semuanya dan kembali. Mi-ho pergi dan pertanyaan itu masih menggantung di kepalanya. Mi-ho memegang sebotol kecil darah Dong-joo di tangannya ketika dia melihat orang2 di jalanan di bawahnya. Mi-ho: “Apakah mati berarti menghilang? Aku hanya ingin hidup di bawah sana.”
Mi-ho berjalan ke rumah dan langsung dikenali oleh Doo-hong, yang mengejarnya tapi tidak bisa mendapatkannya. Hye-in melihat ini dari kejauhan dan mencibir. Tidak hanya Mi-ho mendapatkan kasih sayang Dae-woong tapi sekarang sutradara juga, untuk peran yang sangat diinginkan itu.
Hye-in memutuskan untuk menelpon Dae-woong buat mendiskusikan hal itu dan menangkap kebohongan Dae-woong ketika dia berada di dekat rumah dengan setumpuk daging di tangannya. Mereka duduk bersama dan Hye-in bertanya apakah Dae-woong menyukainya. Hye-in berkata kalau dia sudah menunggu Dae-woong untuk mengungkapkan perasaannya padanya dan sudah mempersiapkan jawabannya. Hye-in berkata kalau dia sudah kehilangan kepercayaan pada Dae-woong yang sudah menggoyangkan perasaannya. Hye-in ingin agar Dae-woong tidak membuatnya menunggu.
Dae-woong minum banyak soju selagi Mi-ho menunggunya kepulangannya. Mi-ho meninggalkan voicemail untuk Dae-woong dan mengatakan kalau ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada Dae-woong. Dan Mi-ho bertanya apakah dia bisa tinggal bersama Dae-woong lebih lama. Mi-ho mencium bau Dae-woong ketika dia mendekat dan berlari untuk menemuinya di gym.
Mi-ho muncul di depan Dae-woong dari kegelapan. Dae-woong mengatakan kalau dia sedang mabuk lalu berkata, “Bulan keluar. Apakah kau ingin merentangkan ekormu dan ber’hoi-hoi’?” Dae-woong berkata lagi, “Mi-ho, kita teman, kan? Apakah kau mau melakukan sesuatu yang membuatku senang?” Mi-ho memandangi Dae-woong dengan manis. Dae-woong: “Apa kau akan… menghilang?” Dae-woong yang mabuk memohon pada Mi-ho agar dia pergi dan berhenti membuat hidupnya menjadi sulit. Dae-woong kemudian jatuh ke lantai dan pingsan.
Mi-ho memandangi Dae-woong dan berkata, “Dae-woong, yang sebenarnya adalah kau sudah jauh lebih baik. Aku akan pergi, jadi kau berhenti terluka.” Mi-ho melepaskan tangan Dae-woong.
Keesokan paginya, Dae-woong bangun di atas tempat tidurnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa sampai kesana. Dia memanggil Mi-ho tapi Mi-ho tidak ada. Dae-woong melihat dan melihat dan akhirnya dia sadar: Mi-ho sudah pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar