Kamis, 01 September 2011

^PERAWATAN METODE KANGGURU (KMC)^



                                                                                                           Perawatan metode kangguru
1.   Definisi Perawatan metode kangguru
        Meski menggunakan nama kangguru, metode ini bukan berasal dari Australia. Rey dan Martinez dari Kolumbia yang pertama kali memperkenalkan metode ini pada tahun 1979. Dinamakan kangaroo mother care karena metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya dikantung perutnya (HTAI, 2008).
       Perawatan metode kangguru adalah perawatan untuk bayi berat badan lahir rendah dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi dengan BBLR. Prinsip dasar Perawatan metode kangguru adalah mengganti perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam inkubator dengan metode kangguru. Hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas terutama inkubator dan tenaga kesehatan perawatan BBLR, penggunaan inkubator memiliki keterbatasan yaitu memerlukan tenaga listrik (Mitayani, 2009).
       Perawatan metode kangguru atau perawatan bayi lengket sangat bermanfaat dalam merawat bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah baik selama perawatan di rumah sakit maupun di rumah. Metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga memberi peluang untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
2.     Manfaat Perawatan metode kangguru
 Menurut HTAI (2008), manfaat Perawatan metode kangguru adalah sebagai berikut.
a.   Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi bayi
Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat perawatan metode kangguru pada bayi adalah sebagai berikut 
1)     Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat dalam batas normal
2)     BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam pertama.
3)     ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.
4)     Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
5)     Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan waktu pemulihan yang lebih singkat.
6)     Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
7)     Meningkatkan ikatan bayi-ibu.
8)     Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan kognitif yang dilihat dari lebih tingginya skor Indeks Perkembangan Mental Bayley.
9)     Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah waktu   terbangun yang lebih rendah.
10)  Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernapasan bawah.
11)  Memperpendek masa rawat.
12)  Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
13)  Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
14)  Dapat menjadi intervensi yang baik dalam mengangani kolik.
15)  Memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi.
16)  Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada kelompok PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam pertama dan seterusnya.
17)  Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen yang diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam menurunkan respon nyeri.
18)  Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting dalam mempertahankan homeostasis.
b.    Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi ibu
            Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa metode kangguru mempermudah pemberian ASI, ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat bayi-ibu lebih baik, ibu sayang kepada bayinya, pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas, kurang merasa stres) (Anderson 1991, Tessier dkk 1998, Conde-Agudelo, Diaz-Rosello & Belizan 2003, Kirsten, Bergman & Hann 2001). Pada penelitian lain juga melaporkan adanya peningkatan produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui (Yanuarso, 2000).
c.       Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi ayah
            Selain memberikan manfaat bagi bayi dan ibu, ternyata Perawatan Metode Kangguru juga mempunyai manfaat bagi ayah yaitu ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya dan meningkatkan hubungan antara ayah-bayinya.
d.      Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi petugas kesehatan
            Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam menerapkan Perawatan Metode Kangguru (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998)
3.     Kriteria Bayi Yang Diberikan Perawatan metode kangguru
Beberapa kriteria bayi yang dapat diberikan Perawatan metode kangguru antara lain
a.   Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
b.   Tidak terdapat kelainan atau penyakit menyertai
c.   Refleks isap dan koordinasi menelan baik
d.   Suhu tubuh stabil
e.   Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, ini sangat mendukung dalam
     keberhasilan (Roesli, 2001).
4.     Cara Melakukan Perawatan metode kangguru
a.   Beri bayi topi, popok, dan kaos kaki
b.   Letakkan bayi di antara payudara ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak atau ekstensi.
c.     Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
d.    Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atu kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian rupa untuk menjaga tubuh bayi.
e.     Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bergerak bebas walau berdiri, duduk, jalan, makan,dan mengobrol. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu
f.     Bila ibu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
(Kementerian Kesehatan RI, 2010)
Gambar 2.2
(Health Technology Assessment Indonesia, 2008)


5.     Prosedur Perawatan Metode Kangguru
Tahapan penggunaan metode kangguru menurut Kementerian Kesehatan RI (2010) meliputi :
a. Persiapan Ibu
1)     Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi menggunakan sabun 2-3 kali sehari
2)     Membersihkan kuku dan tangan
3)     Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
4)     Selama pelaksanaan Perawatan metode kangguru ibu tidak memakai bra
5)     Memakai kain baju yang dapat direnggangkan atau dilonggarkan

a.   Persiapan Bayi
1)     Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat.
2)     Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.
3)   Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau sedikit kesamping kanan/kiri sesuai dengan kenyamanan bayi dan ibu. Usahakan kulit bayi dan ibu saling kontak.
4)     Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu. Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.

6.   Komponen Perawatan metode kangguru
Menurut HTAI (2008), komponen perawatan metode kangguru terdiri dari:
a.     PMK Position
       Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu. Posisi kanguru ini disebut juga dengan kontak kulit-ke-kulit, karena kulit bayi mengalami kontak langsung dengan kulit ibu.
Gambar 2.3
 Memposisikan bayi untuk PMK

       Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi ”kodok”; tangan harus dalam posisi fleksi.
       Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain berada di setinggi dada bayi. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernapasan perut. Napas ibu akan merangsang bayi. Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru:
a.      Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung bayi.
b.      Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran napas ketika bayi berada pada posisi tegak.
c.      Tempatkan tangan yang lainnya di bawah pantat bayi.
       Didalam Acta Pediatrica (2004), posisi bayi dalam posisi kanguru diuraikan sebagai berikut. Bayi didekap erat ke dada ibu dengan dibalut handuk katun lembut yang dilipat 2 berukuran 1 meter persegi. Balutan handuk menutupi sampai telinga bayi dan dibawah ketiak ibu sedemikian rupa untuk memfikasasi kepala dan dada bayi dalam posisi mendongak di dada ibu, memberikan jalur udara terbuka optimal dan mencegah apnea obstruktif. Panggul diposisikan fleksi dan ditempatkan dalam posisi kodok (frog position), lengan juga dalam posisi fleksi. Sepotong kain panjang yang melingkari pinggang ibu menjaga/ menopang bayi dari sisi bawah.
       Ketika bayi telah siap untuk PMK, atur waktu yang tepat bagi ibu dan bayi. Sesi pertama ini merupakan sesuatu yang penting dan perlu waktu serta penuh perhatian. Sarankan pada ibu agar menggunakan pakaian yang longgar dan ringan. Gunakan ruang khusus yang cukup hangat untuk si bayi. Anjurkan ibu untuk membawa suami atau seorang teman pilihannya. Ini akan memberikan semangat dan rasa aman.
       Semua bayi memerlukan kasih sayang dan perawatan untuk pertumbuhannya, akan tetapi BBLR lebih memerlukan perhatian agar dapat berkembang normal disebabkan mereka telah kehilangan atau belum sempat mendapatkan lingkungan intrauterin yang ideal selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Mereka bahkan sangat sensitif terhadap sinar, suara dan tindakan yang menyakitkan selama perawatan awal. PMK adalah metode ideal sebab bayi diayun-ayun, dipeluk, dan mendengarkan suara ibunya saat ibu melakukan aktivitas sehari-hari. Seorang ayah pun dapat menciptakan suasana seperti itu. Para petugas kesehatan memiliki peranan penting guna mendorong ibu dan ayah agar mau menunjukkan perasaan dan cinta mereka pada bayinya.
b.     PMK Nutrition
       Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. PMK dapat meningkatkan volume ASI yang dihasilkan ibu. Dengan PMK, proses menyusui menjadi lebih lama. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik. Biarkan bayi menghisap selama ia mau. Bayi yang kecil perlu menyusu lebih sering, yaitu sekitar 2-3 jam.
b.     PMK Support
       Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional. Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil. Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang PMK sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya berupa :
1)      Dukungan emosional
Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK. Banyak ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga,  teman serta petugas kesehatan.
2)      Dukungan fisik
Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting peranannya pada PMK. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.
3)      Dukungan edukasi
Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses PMK dan megerti bahwa PMK memang sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan PMK baik di rumah sakit ataupun saat di rumah.

7.     Tanda Bahaya pada Bayi saat Perawatan Metode Kangguru
        Selama melakukan Perawatan Metode Kangguru, ibu diajarkan juga untuk mengawasi tanda bahaya pada bayi. Bayi yang minumnya baik dan berada dalam dekapan ibu secara terus-menerus, biasanya mampu dengan mudah mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas normal (antara 36,5-37,5°C suhu aksila), jika suhu ruangan tidak lebih rendah dari yang direkomendasikan. Hipotermia jarang terjadi pada bayi PMK. Pengukuran suhu tubuh bayi masih diperlukan, tetapi tidak sesering bayi yang dirawat dengan metode konvensional. Ketika Perawatan Metode Kangguru dimulai, pengukuran suhu ketiak dilakukan setiap 6 jam sampai stabil, terus-menerus sampai tiga hari. Selanjutnya pengukuran hanya diperlukan dua kali sehari (Roesli, 2006). 
        Bayi yang di PMK jarang akan mengalami hipotermia (suhu <36,5 0C) karena suhu tubuh ibu akan naik secara otomatis untuk menghangatkan bayinya. Jika bayi kepanasan, ibu juga dapat menurunkan suhunya untuk mendinginkan bayi. Jadi, tubuh ibu berfungsi seperti inkubator otomatis. Frekuensi pernapasan normal pada BBLR berkisar antara 40 dan 60 kali per menit. Kadang-kadang napasnya diselingi dengan periode apnea (tidak bernapas). Akan tetapi jika durasinya menjadi terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir bayi menjadi biru (sianosis), denyut nadi menurun (bradikardia) dan dia tidak dapat bernapas secara spontan, segeralah mengeluarkan bayi dari posisi kanguru dan berikan rangsangan pernapasan. Semakin kecil atau semakin prematur bayi tersebut, semakin lama dan semakin sering periode apnea terjadi. Saat bayi mendekati cukup bulan, apnea semakin jarang terjadi. Penelitian membuktikan bahwa kontak kulit dapat membuat pernapasan semakin teratur pada bayi-bayi muda dan dapat menurunkan risiko apnea. Bila terjadi apnea, ibu dapat memberikan rangsangan dengan cara menggosok secara lembut punggung atau kepalanya,sampai bayi mulai bernapas kembali. Jika tetap tidak bernapas, ibu dapat memanggil petugas kesehatan. Apabila apnea seringkali terjadi sebaiknya cari pertolongan petugas kesehatan (Ari, 2009).
        Ajari ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya. Tanda-tanda bahaya saat melakukan PMK yaitu kesulitan bernapas  (dada tertarik ke dalam, merintih), bernapas sangat cepat atau sangat lambat, serangan apnea sering dan lama, bayi terasa dingin, sulit minum (bayi tidak lagi terbangun untuk minum), berhenti minum atau muntah, kejang, diare, kulit menjadi kuning. Yakinkan ibu bahwa tidaklah berbahaya bila bersin atau cegukan, buang air tiap diberi minum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar